Jumat, 11 Juli 2014

SASTRA BUDAYA KERATON SURAKARTA – MANGKUNEGARAN

Kraton Surakarta telah melahirkan para raja yang aktif sekali dalam mengembangkan sastra dan budaya. Bahkan Raja sendiri terjun dalam dunia karang mengarang, sehingga para raja ini mendapat julukan satria pinandhita.
Pada masa Kerajaan Surakarta awal gencar sekali para pujangga dan raja melakukan penerjemahan karya asing, penyaduran sastra lama dan menciptakan karya sastra baru. Contohnya Serat Wiwaha Jarwa karya saduran Sinuwun Paku Buwana III dengan sengkalan tasik sona giri juga. Serat Wiwahajarwa digubah dari Kakawin Arjunawiwaha karya Empu Kanwa.
Pada masa pemerintahan Sinuwun Paku Buwana IV, beliau menciptakan Serat Wulangreh  yang sangat terkenal di kalangan masyarakat Jawa, serat lain karya Paku Buwana IV yaitu Wulang sunu.
Pujangga besar lain yang seangkatan dengan Sinuwun Paku Buwana IV yaitu Kyai Yasadipura I, Yasadipura II, Pangeran Kusumadilaga, dan Kyai Sindhusastra.
Kyai Yasadipura I dan Yasadipura II menciptkan karya sastra baik bersifat terjemahan, saduran, atau ciptaan baru. Misalnya Arjunawiwaha Jarwam Serat Rama Jarwa, Serat Bratayida, Serat Paniti Sastra, Serat Arjuna Sasra atau Lokapala, Serat Darmasuya, Serat Dewaruci Jarwa, Serat Menak, Serat Ambia, Serat Tajussalatin, Serat Cebolek, Serat Babad Giyanti, Serat Sana Sunu dan Serat Wicara Keras.

Kya Sindusastra adalah abdi dalem Kanjeng Gusti Paneran Purbaya atau Sinuwun Paku Buwana VII. Kyai Sindusasra membuat karya serat Arjuna sasra bahu, Lakon Sugriwa Subali, Serat Partayagnya, Partakrama, Srikandhi Maguru manah, Sembadra Larung, dan Cekel Waneng Pati.
Tokoh lain yang ahli tentang sastra pewayangan adalah kanjeng Pangeran Arya Kusumadilaga. Karangannya yaitu jagal Bilawa, Lingga Pura, Semar Njantur, Kartawiyoga Maling, dan Serat Sastra Miruda.
Pada masa pemerintahan Sinuwun Paku Buwana V, terbitlah mahakarya yaitu Serat Centhini yang dikerjakan oleh sebuah tim yang dipimpin oleh Sinuwun Paku Buwana V sendiri. Anggota tim diantaranya yaitu Kyai Yasadipura II dan Kyai Rangga Sutrasna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar