Sesudah menjadi Raja Narayana
bernama Prabu Harimurti dan Padmanaba karena ia adalah titisan Begawan
Padmanaba. Bernama juga Prabu Dwarawati, oleh karena ia menjadi Raja Dwarawati.
Akhirnya bernama pula Kresna, berhubungan dengan kulitnya yang hitam dan
disamping itu masih terdapat nama-nama lainnya.
Ia dapat bertahta di Dwarawati
karena berhasil mengalahkan seorang raja raseksa bernama Prabu Kunjana Kresna
dari negara Dwarawati dan nama Kresna itu dipakainya juga sendiri dan jadilah
ia Prabu Kresna.
Prabu Kressna adalah pengasuh atau
disebut juga dalang Pandawa, yakni seorang
yang menjalankan siasat kenegaraan, peperangan, dll. Prabu Kresna
memiliki senjata bernama Cakra. Sebuah senjata yang hanya bisa dikuasai oleh
titisan Dewa Wisnu. Prabu Kresna juga memiliki jimat kembang Wijayakusuma untuk
menghidupkan kembali seseorang yang mati selagi belum takdir baginya untuk
mati.
Di dalam perang Bharatayuda Sri
Kresna berdaya upaya untuk kemenangan Pandawa. Usia Prabu Kresna lanjut hingga
mengalami masa sesudah perang Bharatayuda.
Sri Kresna memiliki empat orang
permaisuri yaitu 1) Dewi Jembawati (anak seorang pendeta kera,Kapi Jembawan
dari pertapaan Gadamedana), berputra Raden Samba 2) Dewi Rukmini (Putri Prabu
Rukma Raja Negara Lesanpura), 3) Dewi Setyaboma (Putri Prabu Setyajid, raja
negara Lesanpura) berputra Raden Setyaka 4) Dewi Pretiwi (Putri Hyang Antaboga)
berputra Prabu Bomannarakasura.
Prabu Kresna bisa bertiwikrama
(berganti rupa menjadi rasaksa maha besar). Di dalam lakon Kresna gugah, dimana
Kresna dibangunkan selagi tidur dalam keadaan menjadi raseksa yang memegang
cakra.
Dalam cerita ini diriwayatkan
bahwa barang siapa dapat membangunkan Sri Kresna yang sedang tidur itu ia akan
menang kelak dalam perang Baratayuda. Maka, pihak Kurawa maupun Pandawa
berusaha membangunkan Kresna yang sedang tidur. Namun usaha Kurawa sia-sia
belaka. Kenyataannya ialah Kresna sudah meninggalkan badan kasarnya dan naik ke
Kahyangan untuk berunding dengan para Dewa perihal Baratayuda. Hanya Arjuna
yang bisa menyusul ke Kahyangan. Jiwa kresna kembali di dalam tubuh yang berupa
raseksa tersebut dan terbangun dari tidurnya. Terbukti bahwa pada perang
Baratayuda pihak Pandawa yang menang.
Wayang Prabu Kresna yang dimainkan
di sore hari ialah yang bermuka hitam dan seluruh badannya berpraba dan yang
dimainkan di waktu pagi adalah yang badannya bercat hitam. Prabu Kresna
berwanda Gendrehm karangan Sri Sultan Agung di Mataram, Rondon, dan Mawur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar